Selasa, 24 September 2013

seni tari, drama, rupa dan sastra pada masyarakat batak toba

Seni Tari
Tarian yang paling terkenal dari masyarakat Batak Toba adalah tari tor-tor, tor-tor memiliki beberapa jenis dari yang menggunakan properti seperti tor-tor sawan, dan yang tanpa properti seperti tor-tor embas-embas, tor-tor juga memiliki pemaknaan tersendiri dalam menarikannya, contohnya dalam pelaksanaan upacara adat, jika akan menghadap pihak hula-hula, maka gerakan yang dilakukan adalah dengan menundukkan kepala sambil menyatukan telapak tangan layaknya menyembah dan menghadap kepada hula-hula, demikian juga pihak hula-hula akan membuka lebar kedua tangannya dan menyentuh kepala pihak yang menghadapnya layaknya seseorang yang memberikan berkat,
Di kota Medan saat ini banyak terdapat sanggar tari yang mempelajari dan melatih tor-tor Batak Toba tersebut, bukan hanya itu, dalam setiap pelaksanaan kegiata upacara adat masyarakat Batak Toba di kota Medan kegiatan manortor masih tetap dilaksanakan.

Seni Teater dan Drama
Salah satu jenis seni teater atau drama yang terdapat pada masyarakat Batak Toba adalah Opera Batak yang pendirinya adalah Tilhang Oberlin Gultom (pendiri Opera Batak akhir tahun 1920-an).
Opera Batak merupakan pertunjukan drama musikal dimana cerita-ceritanya biasanya diangkat dari kisah-kisah orang Batak yang terdahulu, seperti asal mula Danau Toba, dan lain-lain.
Di kota Medan saat ini, kesenian ini sudah sangat jarang ditemui, hanya beberapa yang masih tetap eksis, seperti yang terdapat di Taman Budaya Sumatera Utara.

Seni Sastra
Seni sastra pada masyarakat Batak Toba ada beberapa jenis, dua diantaranya adalah : umpasa dan umpama.
Umpama adalah berupa rangkaian kalimat yang berupa perumpamaan yang biasanya berisikan petuah, contohnya:
Sada ma hamu songon daion aek
Unang dua songon daion tuak
Yang berarti : Kita harus bersatu seperti rasa air, jangan terpecah seperti rasa tuak (aren).
Sedangkan umpasa adalah berupa pantun yang biasanya berisikan nasehat, harapan dan hiburan, contohnya :
Sahat-sahatni solu ma
sai sahat ma tu bontean
Sai leleng ma hita mangolu
sai sahat ma tu panggabean
yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti :
            Seperti sampan yang sampai ketepian
            kiranya kita tetap panjang umur dan
            Sampai meraih kesuksesan.

Seni sastra ini masih sering juga ditemui pada masyarakat Batak Toba di kota Medan, dimana saat pelaksanaan upacara adat, umpama maupun umpasa masih dapat kita saksikan dan kita dengarkan.

Seni Rupa
Seni rupa yang terdapat pada masyarakat Batak Toba adalah gorga, gorga adalah sebuah motif yang diukir atau dilukiskan pada dinding atau tiang pada rumah adat Batak. Penggunaan gorga tidak terbatas hanya di situ saja, gorga juga sering digunakan sebagai hiasan dalam instrumen musik tradisional seperti taganing dan garantung.


sistem kesenian pada masyarakat Batak Toba (seni musik)

Menurut Koentjaraningrat (1982:395-397), “kesenian merupakan ekspresi manusia terhadap keindahan, dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang pada mulanya bersifat deskriptif”. Masyarakat Batak Toba memiliki berbagai macam bentuk kesenian, yaitu seni suara, seni tari, seni rupa dan seni sastra.              Seni suara merupakan suatu bentuk karya seni yang dapat dinikmati manusia melalui pendengaran, seperti seni vokal, seni instrumental, dan seni sastra. Seni vokal yang berkembang pada masyarakat Batak Toba, yaitu berupa ende mandideng yaitu musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak, sedangkan seni suara melalui instrumen ada berupa bunyi atau repertoar musik tradisional yang dimainkan dengan sulim, hasapi, sarune etek, sarune bolon, garantung, saga-saga, mengmung, balobat, taganing, ogung dan lain-lain.                           
         Seni sastra terutama sastra lisan, yaitu berupa umpasa dan umpama yang paling banyak dikuasai oleh masyarakat Batak Toba.                                        
     Seni rupa adalah suatu bentuk kesenian yang dapat dinikmati melalui penglihatan (mata). Pada masyarakat Batak Toba, ini dapat dilihat dari ukiran-ukiran pada rumah Batak (Jabu Bolon) yang menghiasi tiang-tiang dan dinding. Seni tari dan gerak merupakan gabungan antara seni musik dan gerak yang dapat dinikmati oleh manusia melalui mata maupun telinga. Seni tari yang berkembang pada masyarakat Batak Toba, yaitu berupa tor-tor, monsak, dan lain-lain.

Seni Musik                                                                                              
       Musik pada masyarakat Batak Toba tercakup dalam dua bagian besar, yaitu musik vokal dan musik instrumental.                      

MusikVokal                                                                                                   
       Musik vokal tradisional pembagiannya ditentukan oleh kegunaan dan tujuan lagu tersebut yang dapat dilihat dari liriknya. Ben Pasaribu (1986 : 27-28) membuat pembagian terhadap musik vokal tradisional Batak Toba dalam delapan bagian, yaitu :
1.      Ende mandideng, adalah musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak ( lullaby)
2.      Ende sipaingot, adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang akan menikah. Dinyanyikan pada saat senggang pada hari menjelang pernikahan tersebut.
3.      Ende pargaulan, adalah musik vokal yang secara umum merupakan “solo-chorus”, dan dinyanyikan oleh kaum muda-mudi dalam waktu senggang, biasanya malam hari.
4.      Ende tumba, adalah musik vokal yang khusus dinyanyikan saat pengiring tarian hiburan (tumba). Penyanyinya sekaligus menari dengan melompat-lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar. Biasanya ende tumba ini dilakukan oleh remaja di alaman (halaman kampung) pada malam terang bulan.
5.      Ende sibaran, adalah musik vokal sebagai cetusan penderitaan yang berkepanjangan. Penyanyinya adalah orang yang menderita tersebut, yang menyanyi di tempat yang sepi.
6.      Ende pasu-pasuan, adalah musik vokal yang berkenaan dengan pemberkatan. Berisi lirik-lirik tentang kekuasaan yang abadi dari yang maha kuasa. Biasanya dinyanyikan oleh orang-orang tua kepada keturunannya.
7.      Ende hata, adalah musik vokal yang berupa lirik yang diimbuhi ritem yang disajikan secara monoton, seperti metric speech. Liriknya berupa rangkaian pantun dengan bentuk aabb yang memiliki jumlah suku kata yang sama. Biasanya dimainkan oleh kumpulan kanak-kanak yang dipimpin oleh seorang yang lebih dewasa atau orang tua.
8.      Ende andung, adalah musik vokal yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah meninggal dunia, yang disajikan pada saat atau setelah disemayamkan. Dalam ende andung melodinya datang secara spontan sehingga penyanyinya haruslah penyanyi yang cepat tanggap dan trampil dalam sastra serta menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini.
Demikian juga Hutasoit yang dikutip oleh Ritha Ony (1988 : 13) membagi kategori musik vokal menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Ende namarhadohoan, yaitu musik vokal yang dinyanyikan untuk acara-acara namarhadohoan (resmi).
2.      Ende siriakon, yaitu musik vokal yang dinyanyikan oleh masyarakat Batak Toba dalam kegiatan sehari-hari.
3.      Ende sibaran, yaitu musik vokal yang dinyanyikan dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa kesedihan atau dukacita.
Dari beberapa jenis musik vokal tersebut yang sering terdapat di kota Medan adalah jenis ende andung dan ende sibaran, dimana saat terjadi peristiwa dukacita, maka akan ada ada beberapa pihak dari keluarga yang meninggal dunia tersebut yang mengandungi jenazah orang yang meninggal dunia tersebut sebelum dimakamkan.


Musik Instrumental
Dalam musik instrumental ada beberapa instrumen yang lazim digunakan dalam ansambel maupun disajikan dalam permainan tunggal, baik dalam kaitannya dalam upacara adat, religi maupun sebagai hiburan.
Pada masyarakat Batak Toba terdapat dua ansambel musik tradisional, yaitu: ansambel gondang hasapi dan gondang sabangunan. Selain itu ada juga instrument musik tradisional yang digunakan secara tunggal.

Ansambel Gondang Hasapi
Beberapa instrumen yang terdapat dalam ansambel gondang hasapi adalah sebagai berikut:
1.      Hasapi ende (plucked lute dua senar) jenis chordophone yang berfungsi sebagai pembawa melodi, dimainkan dengan cara mamiltik (dipetik).
2.      Hasapi doal (plucked lute dua senar), sama denga hasapi ende, namun hasapi doal berfungsi sebagai pembawa ritem konstan, dan berukuran lebih besar dari hasapi ende.
3.      Sarune etek (shawm), kelompok aerophone yang memiliki reed tunggal (single reed) dimainkan dengan mangombus marsiulak hosa (meniup dengan terusmenerus).
4.      Garantung, kelompok xylophone, pembawa melodi juga sebagai pembawa ritem variabel pada lagu-lagu tertentu. Dimainkan dengan cara dipalu.
5.      Hesek, instrumen idiophone sebagai pembawa tempo (ketukan dasar).

Ansambel Gondang Sabangunan
Beberapa instrumen yang terdapat dalam ansambel gondang sabangunan adalah sebagai berikut:
1.      Taganing, kelompok membranophone, dari segi teknis, instrumen taganing memiliki tanggung jawab dalam penguasaan repertoar dan memainkan melodi bersama-sama dengan sarune bolon. Walaupun tidak seluruh repetoar berfungsi sebagai pembawa melodi, namun pada setiap penyajian gondang, taganing berfungsi sebagai “pengaba” atau “dirigen” (pemain group gondang) dengan isyarat- isyarat ritme yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota ensambel dan pemberi semangat kepada pemain lainnya.
2.      Gordang (single headed drum) ini berfungsi sebagai instrumen ritme variabel, yaitu memainkan iringan musik lagu yang bervariasi.
3.      Sarune (shawm) kelompok aerophone yang doble reed berfungsi sebagai alat untuk memainkan melodi lagu yang dibawakan oleh taganing.
4.      Ogung Oloan (pemimpin atau yang harus dituruti) ogung Oloan mempunyai fungsi sebagai instrumen ritme konstan, yaitu memainkan iringan irama lagu dengan model yang tetap. Fungsi ogung oloan ini umumnya sama dengan fungsi ogung ihutan, ogung panggora dan ogung doal dan sedikit sekali perbedaannya. Ogung doal memperdengarkan bunyinya tepat di tengah-tengah dari dua pukulan hesek dan menimbulkan suatu efek synkopis nampaknya merupakan suatu ciri khas dari gondang sabangunan. Fungsi dari ogung panggora ditujukan pada dua bagian. Di satu bagian, ia berbunyi bersamaan dengan tiap pukulan yang kedua, sedang di bagian lain sekali berbunyi bersamaan dengan ogung ihutan dan sekali lagi bersamaan dengan ogung oloan. Oleh karena musik dari gondang sabangunan ini pada umumnya dimainkan dalam tempo yang cepat, maka para penari maupun pendengar hanya berpegang pada bunyi ogung oloan dan ihutan saja. Berdasarkan hal ini, maka ogung oloan yang berbunyi lebih rendah itu berarti “pemimpin” atau “Yang harus di turuti” , sedang ogung ihutan yang berbunyi lebih tinggi, itu “Yang menjawab” atau “Yang menuruti”. Maka dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi yang berlangsung antara ogung oloan dan ogung ihutan dianggap oleh orang Batak Toba sebagai suatu permainan “tanya jawab”.                                                
 Ogung Ihutan atau Ogung pangalusi (Yang menjawab atau yang menuruti).               
Ogung panggora atau Ogung Panonggahi (Yang berseru atau yang membuat orang terkejut).                                                                             
Ogung Doal
5. Hesek ini berfungsi menuntun instrumen lain secara bersama-sama dimainkan. Tanpa hesek, permainan musik instrumen akan terasa kurang lengkap. Walaupun bentuk instrumen dan suaranya sederhana saja, namun peranannya penting dan menentukan sebagai pembawa tempo.    


Instrumen Tunggal                                                                        
            Instrumen tunggal adalah alat musik yang dimainkan secara tunggal yang terlepas dari ansambel gondang hasapi dan gondang sabangunan. instrumen yang termasuk instrumen tunggal dalam masyarakat Batak Toba antara lain:
1.      Sulim (transverse flute), kelompok aerophone. Dimainkan dengan meniup dari samping (side blown flute), berfungsi membawa melodi
2.      Saga-saga (jew’s harp) klasifikasi idiophone. Dimainkan dengan menggetarkan lidah dan instrumenttersebut di rongga mulut sebagai resonatornya.
3.      Jenggong (jew’s harp) mempunyai konsep yang sama dengan saga-saga, namun materinya berbeda karena terbuat dari logam.
4.      Talatoit (transverse flute), sering juga disebut salohat atau tulila. Dimainkan dengan meniup dari samping. Kelompok aerophone.
5.      Sordam (long flute) terbuat dari bambu, kelompok aerophone, dimainkan dengan ditiup dari ujung (end blown flute).
6.      Tanggeteng, alat musik yang senarnya terbuat dari rotan dan peti kayu sebagai resonatornya.
Dari ketiga jenis seni musik instrumental di atas, yang kerap ditemukan di kota Medan hanyalah ansambel gondang sabangunan, sedangkan ansambel gondang hasapi sudah sangat jarang, namun demikian terdapat juga beberapa pengggabungan antara instrumen tunggal dengan anasambel gondang hasapi yang di kota Medan sering disebut uning-uningan, juga sering digabungkan dengan instrumen musik barat seperti, keyboard, guitar, bass, drum, saxophone, trompet, yang di kota Medan sering disebut brass band atau musik tiup.






Sistem Kekrabatan masyarakat Batak Toba

Ada dua bentuk sistem kekerabatan bagi suku Batak Toba, yakni berdasarkan garis keturunan (genealogi) dan berdasarkan wilayah pemukiman (teritorial).
Bentuk sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan wilayah pemukiman yang terlihat dari terbentuknya suatu tradisi adat-istiadat di setiap wilayah.
Untuk menggambarkan betapa kedua bentuk kekerabatan ini memiliki daya rekat yang sama, ada perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. Artinya, semua orang mengakui bahwa hubungan garis keturunan adalah sudah pasti dekat, tetapi dalam sistem kekerabatan Batak lebih dekat lagi hubungan karena bermukim di satu wilayah.
Begitu juga dengan masyarakat Batak Toba yang bermukim di kota Medan, kekerabatan mereka menjadi sangat “kental”, dikarenakan merasa dalam satu wilayah perantauan yang sama, dan memiliki ikatan yang erat sesama masyarakat Batak Toba, walaupun mereka kebanyakan bukan dari garis keturunan yang sama (semarga), namun kedekatan sesama masyarakat Batak Toba di kota Medan tetap terjalin dengan sangat baik, hal ini terbukti dari setiap pelaksanaan upacara adat, maupun upacara keagamaan yang dilaksanakan masyarakat Batak Toba di kota Medan, dimana saat upacara berlangsung maka masyarakat Batak Toba yang ada di wilayah tersebut akan turut berpartisipasi dan menghadiri acara tersebut.
Masyarakat Batak memiliki falsafah atau azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni Tungku nan Tiga atau dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu, yakni Hula-hula, Dongan Tubu dan Boru.
  • Hula-hula adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak). Sehingga kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hulahula (Somba marhula-hula).
  • Dongan Tubu disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Arti harfiahnya “lahir dari perut yang sama”. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking dekatnya terkadang saling “gesek”. Namun pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisa terpisah. Diumpamakan seperti air yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian kepada semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus bijaksana kepada saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.
  • Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai “parhobas” atau pelayan baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat. Namun walaupun burfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan dengan elek marboru.
Namun bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat Batak Toba pasti pernah menjadi Hula-hula, juga sebagai Dongan Tubu, juga sebagai Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual. Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam tata kekerabatan Batak Toba bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik sesuai dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak Toba. Maka dalam setiap pembicaraan adat selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja ni Dongan Tubu dan Raja ni Boru. Falsafah tersebut masih berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat Batak Toba



Senin, 23 September 2013

Sebelah sayang

Sebelah sayang

14 September 2009 pukul 3:10
Terbitan terbaru dr sebuah perasaan yg berkecamuk, dan bergejolak, terlalu pun smpai terasa mumet otak ini, dmn kah makna pelukan, ciuman, belaian, dan kasih sayang? Jawab ku adalah d sbelah nya, yg adalah tmpt untuk nafsu, amarah, benci, dan kebodohan, yg walaupun d sblah nya, tp sbnarnya, mreka smua pada ruangan yg sama, yaitu manusia dan cinta nya yg tak kalah egois nya dngn dunia dan alam nyata nya, maka biar lah masalah tetap ada, biarlah duka tetap terasa, biar lah tangis tetap terjaga, karena keindahan nya, kt tau saat smua itu adalah tawa, dr lelucon kehidupan yang kt tempah, kt ukir, dan kt awet kan bersama, bkn salah ku, bkn salah mu, bkn jg salah siapa2, tetapi bgt lah ada nya.

Welly, 140909, tenga malam

Sebelah sayang

14 September 2009 pukul 3:10
Terbitan terbaru dr sebuah perasaan yg berkecamuk, dan bergejolak, terlalu pun smpai terasa mumet otak ini, dmn kah makna pelukan, ciuman, belaian, dan kasih sayang? Jawab ku adalah d sbelah nya, yg adalah tmpt untuk nafsu, amarah, benci, dan kebodohan, yg walaupun d sblah nya, tp sbnarnya, mreka smua pada ruangan yg sama, yaitu manusia dan cinta nya yg tak kalah egois nya dngn dunia dan alam nyata nya, maka biar lah masalah tetap ada, biarlah duka tetap terasa, biar lah tangis tetap terjaga, karena keindahan nya, kt tau saat smua itu adalah tawa, dr lelucon kehidupan yang kt tempah, kt ukir, dan kt awet kan bersama, bkn salah ku, bkn salah mu, bkn jg salah siapa2, tetapi bgt lah ada nya.

Welly, 140909, tenga malam

Ntah....

Ntah....

19 September 2009 pukul 4:42
Sbuah kcamuk ntah rasa atau prasangka, tak terpastikan d subuh selarut ini, tanpa taburan gemintang, hanya brupa sayupan lirih dedaunan yg hilang kokoh nya d sntuh angin. Tak nampak bagi siapapun smua ke ganjilan itu, bagaimana air hrus mngalir, bgaimana angin hrus bertiup, dan bagaimana rasa hrus d perjuangkan, tak ubah nya sperti perut lapar, membusung namun tak gagah, tegap namun patah, snyum namun kecewa, untaian ini lah, yg adalah gejolak terdalam dr sbuah pengharapan yg hampa, namun slagi lentera hidup msh menyala, cahayanya akan slalu menerangi langkah kt, kmanapun dan bagaimanapun kt adanya, maka jujurlah pada drimu, bahwa kau adalah mata panah ter tajam d dunia ini, melesatlah, dan tancapkan lah dirimu pada knyataan yg adalah kebahagian. Krn kau dan aq adalah manusia, bukan sebuah ungkapan yg adalah menyerah. Sebab hidup ini adalah milik mu, sgala rasa adalah buku baru d stiap rangka yg kau bangun untuk tetap mampu, kuat, dan jujur dalam berharap, sperti yg telah ku lakukan padamu, dan akan selalu ku lakukan.

Saat nya,

Saat nya,

20 September 2009 pukul 1:16
Maaf untuk smua kekecewaan yg kubuat, namun bkan brarti aq adalah bahan makian dlm kseharian. Aq tau saat nya skarang, atau tdk sama skali, hidup sudah smakin mruncing, smakin tajam.
Maka biar lah kesabaran dan keihklasan menjadi satu-satu nya senjata dlm pengharapan ku, dan bijaksana adalah satu-satu nya cara untuk menapaki hidup ku. Aq bersyukur untuk kesadaran ini, aq tau ketabahan itu berat, dan kadang membosankan, tp keinginan akan harapan yg tercapai adlah sperti sayap-sayap yg kokoh yang akan menerbangkan mu ke surga. Terimakasih untuk smua pengalaman d masa lalu ku, bhkan untuk pengalaman sdetik yg lalu, tanpa kalian, aq tak tau harus bgaimana untuk lbh baik ke dpan. Ini aq. Welly simbolon. Telah berjalan berlalu dr ksuraman nya, aq melangkah beriring doa. Amen.

Jangan

Jangan

8 Oktober 2009 pukul 0:46

Jangan pernah sedih, dunia ini sdh terlalu sedih, terlalu mahal air mata untuk smua ini, biar lah kesalahan itu tetap ada.

Oma

Oma

15 Oktober 2009 pukul 0:47
Sprti seorang ibu yg menyulam d kala malam, menyatukan warna, benang, menjadi sbuah rajutan yg terpola untuk sbuah keindahan yang memuaskan, begitulah telah kau rajut aq, hanya putih dan kosong aq terlahir, kasih, belaian, manja, marah, teguran, makanan, pakaian, pendidikan, pembelaan, uang, doa, agama, nama, saudara, mainan, smua yg tak dapat ku sebut, adalah warna-warna indah yg kau rajutkan untuk ku , bkn salah mu merajut, jikalau mungkn bnyk yg kecewa oleh ku, hanya saja, benang pun kadang kusut dan luntur, jarum pun kadang berkarat dan patah, dan warna pun kadang pudar, tp tanpa lelah, selalu kau carikan benang, warna, dan jarum yg baru, untuk tetap melanjut kan sulaman mu atas ku, hingga aq menjadi indah kelak, terimakasih, untuk setiap rangkaian warna dan pola yg kau teguhkan untuk ku, yg selalu membuat aq sadar betapa aq harus menyayangimu. Mama, lov u mom.

Bentang rentang

Bentang rentang

19 Oktober 2009 pukul 2:03
Brada d kdalaman sunyi malam sprti ini, brsama bbrapa lirih rintik hujan yg menyinggahi telinga ku, aq duduk terdiam sembari menggigil krn sdkit basah. Yah... Ku tanya pada siapa dlm ksndrianku? ku minta pada siapa pada ketiadaan ku? sktika aq harus sadar, aq sendiri, tanpa batas tapi dlm keterbatasanku, tanpa ruang tp hanya sejauh jangkauanku, ternyata kesenangan slama ini, hanya seuntai racun, yg d rajut begitu hangat dan telah membungkus tubuh ku, ku telah lepas dan membuat ku kedinginan skrng, tp biar lah dulu, krn kadang, dingin dan kesendirian, lebih hangat dari kebahagian yg beracun. Dalam sadar aq telah berdoa. "TUHAN Terimalah Tobat Ku" amien

M.A.A.F

M.A.A.F

5 Desember 2009 pukul 14:52

Tak cukup memang sbuah kata menghapus smua salah, apalagi tlah membuat mu berdarah, sperti sbuah telpon yg ku trima pagi ini, walaupun tak seorang yg mnjd tmn bicaraku, tp itu membuat aq terkapar, dan diam sperti mati, krn kehilangan cintamu penyesalan terbesaran juga kesalahan terdalam yg pernah ku lakukan, maka dngn smua sikap dan perubahanku, ku mohonkan maaf dari mu, skalipun kau tak mencintaiku lg. 



"forgivenes, forgivenes, even if, u don't love me anymore" by, eagles.

hohohoh

hohohoh

26 Juni 2010 pukul 0:55
Kajian Organologis Garantung Buatan Bapak Junihar Sitohang di Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Helvetia Kota Medan

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN
O
L
E
H

NAMA : JUPALMAN WELLY SIMBOLON
NIM : 040707006



DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
FAKULTAS SASTRA
USU
MEDAN
2010

makasih

makasih

11 Juli 2010 pukul 1:33

bekas membekas beralih pudar, seperti nasi membasi dan terbuang, walau sebenarnya bisa sangat 

mengenyangkan, seketika tamparan-tamparan dari masa lalu berangsur membekas lagi, yah... 

sudahlah, tepat rasanya untuk terdiam dan tetap bersama segudang pengalaman yang membuatku 

semakin kenyang dan membuncit.

jika pun aku adalah hal terburuk dalam ingatan kalian, setidaknya aku sudah pernah mengukir bagian 

terindah dari perjalanan hidup kalian.

walau seperti lentera yang semakin meredup, kalian lah yang luap memberi minyaknya, sehingga 

sumbu ku pun gosong dan habis terbakar.

namun tetap ku haturkan terimakasih dimalam berteman sekelebat kabut hitam berangin dingin, agar 

kalian tau, sedalam itu lah telah ku maknai kalian dalam hidup ku, dan akan selalu ada dalam 

bentangan sejarah ku dan semua keturunanku.

dalam bekas semalam

dalam bekas semalam

16 Juli 2010 pukul 0:06

belalulah erang kusepudar dalam tembkar pilu beralih lembut pipih membumbung tinggihayalku bersama mentari berlalu.inilahkebiasaan saat hany kita yang merasa tak ada yang memperdulikan,sudah lah, letih jika harus dimengerti, hanya sebuah perangkaian jalan dalam hitungan sempoa berkarat.akurat namun tidak toleran,kesalahan malam ini bukan sebuah alasan untuk mnghindar, hanya sebua tebakan yang benar-benar salah,tap sealau berlalu dengan begitu biru, tanpa tawa, senyum dan belaian,maka aku yang tanpa ragu, mulai untuk tak perduli saja.....................
tertiup lah sajak memalukan ini, begitu aku tau sebentar lagi akan ada tangisan baru, semoga bukan dari mata mu dan mata ku, tapibiar lah membekas di pipiku dan di pipimu, agar kita dapat rasakan betapa membekasnya kisah dalam semalam yang berlalu bersama tiupan seruling bambu diakhiri dengan lenguhan sapi perawan dan anak-anak angsa terbang kesudut bibirmu yang mulai tersenyum.
aku lah bahagia.

lalu apa yang harus kita lakukan sekarang????

lalu apa yang harus kita lakukan sekarang????

28 Juli 2010 pukul 2:30



lalu jika sudah begini, bagaimana lagi???
terlalu banyak produk yang kita gunakan adalah produk dari " yang mungkik anda sudah pahami mengenai gambar di samping"
sebelum nya, serahkan lah semua pada TUHAN yang maha esa. bergerak atau diam.
serahkan pada iman anda yang menjawab.

lalu apa yang harus kita lakukan sekarang????

28 Juli 2010 pukul 2:30



lalu jika sudah begini, bagaimana lagi???
terlalu banyak produk yang kita gunakan adalah produk dari " yang mungkik anda sudah pahami mengenai gambar di samping"
sebelum nya, serahkan lah semua pada TUHAN yang maha esa. bergerak atau diam.
serahkan pada iman anda yang menjawab.

tutur si waluh

tutur si waluh

19 Agustus 2010 pukul 21:52
Puang Kalimbubu : Puang kalimbubu adalah kelompok kalimbubu dari kelompok pemberi dara

Kalimbubu : Kalimbubu adalah kelompok pemberi dara

Senina/ Sukut : Senina adalah orang-orang yang bermarga sama tetapi berlainan lineage dan merupakan kelompok yang empunya pesta/upacara

Sembuyak : Sembuyak adalah orang-orang yang bermarga sama dan satu lineage

Senina Sipemeren : Senina sipemeren adalah orang-orang yang walaupun tidak semarga, tetapi ibu kandung mereka bersaudara/semarga.

Senina Siparibenen : Senina siparibanen adalah orang-orang yang walaupun tidak semarga, tetapi istri mereka bersaudara.

Anakberu : Anakberu adalah kelompok penerima dara

Anakberu Menteri : Anakberu menteri adalah anakberu dari kelompok penerima dara atau anakberu dari anakberu.

berlibur

berlibur

6 September 2010 pukul 0:50
dalam sebuah malam kala hampir liburan...
aku setapak demi setapak berhasrat dan bermimpi dengan mata dan kelopaknya, dengan jantung dan biliknya
aku mencari rasa-rasa tang ada dalam setiap detik yang terkadang tak kuhiraukan.

selalu membahagiakan saat bertemu banyak persimpangan, karena aku suka mencari jalan, terlepas dia benar atau jalam yang salah,
yang penting buat ku, tidak buntu,

beradu lagi dengan malam, siang, sore dan pagi, yang selalu menjadi pola yang terajut rapi dalam sebentangan hari yang juga terpola berganti, menurut angka, dan akan terus bertambah....

masih terlalu banayk pekerjaan ku, yang membuat ku merindukan santai entahpun untuk 1 menit saja, aku seperti bergerak bukan dengan mau ku, seperti nya semua nya serba di perintah,
harus ini dan harus itu,,,,,

selalu bersyukur, kadang menjadi kearifan yang kurang masuk akal, kebijaksanaan kala itu hanya menjdi sebuah ungkapan pnyejuk hati dn hanya untuk itu saja, tidak merubah perjalanan penuh himpitan ini,

tentu ini bukan pilihan, tapi sekali lagi kita harus menjadi manusia yang harus sangat merendah dengan yang namanya takdir dengan hanya mampu berkata, "mau gimana lagi???, jalani aja dulu" sampai pada ujung yang bukan tujuan kita namun tetap kita "harus" syukuri.

semua yang ku kabarkan ini adalah apa yg kurasakan sejak aku mulai lahir, dan mungkin kamu juga.

kebahagiaan hanya menjadi idola yang lantas menjadi seperti "TUHAN" yang harus terus di puja dan dirindukan, entah apa pun kebahagian itu,

tapi buat ku, ketika aku bisa menatap bintang di langit yang begitu luas, ketika sengatan matahari begitu meronakan warna kulitku, ketiku udara menyatu dengan tenggorokan ku, dan ketika semesta ini seperti basah dan lembut tanpa sedikit pu asap dan bau,
saat itu aku sedang berlibur di alam yang bukan alam mu.